Akhirnya, terbit sudah buku yang saya mimpikan itu: Birds of Baluran National Park (BBB). Bahkan sampai detik ini saya masih belum percaya kalo nama saya terpampang di halaman cover urutan pertama lagi. Ngapunten Gusti Allah, saya bukannya gak bersyukur, cuma sedikit gak percaya saja.
Setelah melalui proses panjang, 4 tahun mengumpulkan foto, 2 tahun menyusun teks, 6 bulan pematangan teks, 3 kali ganti desain, dlsb, buku ini seperti menyiram kepala saya dengan air dingin di tengah-tengah padang pasir nan gersang. Semua rasa lelah, mangkel, frustasi, luruh dalam senyum dan syukur.
***
Ada satu pertanyaan yang sering dilayang kepada saya: apa beda buku edisi Inggris ini dengan buku sebelumnya yang berbahasa Indonesia? Selain bahasa tentunya.
Yang jelas buku ini lebih tebal 2x lipat lebih, ada 270 halaman sedangkan di edisi In cuma ada 100 halaman. Lebih berat sudah pasti. Covernya juga ganti lo ya. Desain layout dibuat habis-habisan, ya habis waktunya, habis energinya termasuk habis rokoknya. Untuk foto, bisa dibilang full team! Selama ada space kosong, semua foto terbaik dikeluarkan. Saya merasa mungkin ini adalah buku burung Baluran terakhir yang bisa saya buat, jadi tidak ada alasan untuk ngeman-eman foto. Ohya, satu lagi yang tidak di edisi Ind adalah deskripsi family, ditambah dengan diagram flight pattern dan perbandingan ukuran tubuh antar spesies dalam family tersebut atau dengan anggota di luarnya.
Ada 4 authors dari sebelumnya 3 author di edisi Ind yang selanjutnya dijuluki The Three Maskentir! Khusus penulis ke-empat, Dr. Richard Noske, sudah saya singgung di tulisan saya sebelumnya. Alasan melibatkan mister bule ini jelas karena dia jauh lebih berpengalaman dari saya dan dua penulis lainnya. Selain itu, dia punya akses yang bagus terhadap literatur yang jelas kita orang Indonesia, taman nasional lagi, adalah hal yang susah terwujud.
Dan yang pasti, hal yang cukup membedakan dengan buku sebelumnya adalah teks BBB versi Ing ini mengalami improvement yang sangat signifikan pada sisi taksonomi. Selain itu ada penambahan informasi seperti distribusi global, perilaku umum, identifikasi, suara dan diagram penggunaan habitat. Beberapa data teknis seperti panjang tubuh, status keterancaman, status perlindungan, status migrasi dan prilaku sosial menambah perbedaan dengan buku sebelumnya.
Dari sisi taksonomi, saya contohkan Cucak Kuning. Dulu burung ini masuk dalam spesies Pycnonotus melanicterus, sedangkan ras Jawa masuk dalam sub-spesies P. m. dispar. Sekarang spesies ini dibagi menjadi tiga spesies yang terpisah, P. flaviventris yang tersebar di daratan Asia Tenggara sampai ke India, P. montis yang endemik Borneo dan P. dispar yang menjadi spesies endemik Sumatra, Jawa dan Bali yang dalam nama Inggris disebut sebagai Ruby-throated Bulbul. Nama ini lebih sesuai dengan ciri-ciri morfologinya daripada Black-crested Bulbul.
Ada juga Udang Punggung Merah Ceyx rufidorsa yang sebelumnya adalah spesies sendiri dalam BBB diperlakukan sebagai sub-spesies dari Udang Api Ceyx erithaca. Hal ini disebabkan oleh hibridasi Udang Punggung Merah dengan saudara dekatnya itu yang memiliki distribusi lebih luas.
Lalu ada Kakirumbai Kecil Phalaropus lobatus. McKinnon (1998) dan Daftar Burung Indonesia no. 2 memasukkan spesies ini ke dalam family Phalaropodidae. Dan setelah berdiskusi panjang lebar, akhirnya kami sepakat memasukkan spesies ini sebagai anggota keluarga Scolopacidae dimana banyak aliran taksonomi melakukan hal yang sama.
Selain update taksonomi, tidak sedikit pula yang harus jenang abangan dan ngurus catatan sipil di kelurahan buat ganti nama. Penggantian nama ini menyesuaikan dengan pemakaian nama yang sudah “disahkan” oleh International Ornithologist’s Union (IOC). Meskipun pada akhirnya tidak semua jenis kita ganti karena tidak mengubah spesies, hanya genus. Lagian kalo nuruti pergantian nama, tiap bulan ada saja nama baru, males ngurus surat-suratnya di kelurahan. Beberapa nama yang harus diupdate antara lain Spizaetus spp menjadi Nisaetus spp dan Anthus novaeseelandiae menjadi Anthus rufulus. Beberapa nama family juga kita sepakati diganti seperti Laridae menjadi Sternidae.
Dan yang paling menarik adalah kasus dua Kapasan, Kapasan Kemiri Lalage nigra dan Kapasan Sayap-putih Lalage sueurii. Bas van Ballen meyakini, dan mungkin banyak peneliti, bahwa Kapasan yang ada di Baluran dan beberapa wilayah Jawa Timur adalah Kapasan Sayap-putih, Jawa Tengah ke Barat adalah wilayah untuk Kapasan Kemiri. Namun pada kenyataannya, dengan berbagai bukti foto dan analisa suara, Kapasan Kemiri juga ditemukan di Baluran. Namun berdasarkan ciri fisik L. nigra yang ditemukan di Baluran memiliki beberapa fitur yang mirip dengan L. sueurii (untuk lebih detail lihat sendiri di buku ya :D) sehingga membawa kami pada kesimpulan bahwa terjadi hibridisasi antara kedua spesies ini di Baluran.
Ok, selanjutnya, untuk lebih jelas silahkan baca sendiri deh bukunya.
***
Birds of Baluran National Park, terlepas dari banyak kekurangan dan kelebihan adalah catatan manis dalam hidup saya. Yes, I do love it. Saya tidak malu dengan semua kekurangannya, pun semoga tidak lupa diri dengan segala kelebihan dan pujian oleh karenanya. Kalau ini adalah buku yang bagus, maka bukan saya saja yang berhak memiliki rasa bangganya. Selain tiga penulis lainnya, masih ada para editor, fotografer, ilustrator, kontributor data, dan semua saja yang pernah terlibat sehingga buku ini lahir.
Birds of Baluran National Park adalah ungkapan terdalam dari lubuk hati saya betapa kaya dan indah tanah negeri ini. Dia adalah wujud kekaguman saya yang tiada habis-habisnya. Tapi sayang, banyak masyarakat negeri ini yang lupa betapa mereka seharusnya bersyukur dengan rejeki tiada terkata ini. Semoga kami, saya, kita, mereka dan anda semua selalu terbuka mata dan pikiran untuk terus berijtihad, membaca ayat Tuhan huruf demi huruf yang dititipkan di setiap makhluk ciptaanNya dan di setiap jengkal tanah dimana mereka berada.
Akhirnya, menulis buku tidak pernah saya niati sebagai media eksistensi diri, apalagi mencari popularitas atau kekayaan. Saya tidak sedikitpun berharap buku ini menjadi best seller. Jangankan best seller, nongol di toko buku saja tidak. Menulis buku, jika diartikan menulis sebuah ilmu, adalah tabungan saya di akhirat nanti. Kanjeng Nabi pernah ngendika, bahwa ada tiga amal manusia yang tidak pernah putus meski dia sudah mati, yaitu ilmu yang bermanfaat, amal shodaqoh dan doa anak kepada orang tuanya. Semoga ada banyak ilmu yang bermanfaat dari buku ini. Dan saya persembahkan untuk Anda semua Birds of Baluran National Park.
Highly dedicated for my beloved wife and our little angel, Naya.
selamat masbro, dan terima kasih 1 Copy bukunya buat saya,…
**thanks a ton bro. sampeyan punya saham juga di buku ini 😀
subhanallah mas swiss
**alhamdulilah…
MasSwiss Selamaattt yaaaa…. waah jadi agak sedikit merasa bersalah dan kecewa.. tapi musti giutu jalannya,musti Dr. Richard Noeske yg berkontribusi.. huhu, trus carane oleh bukune yoopo..? aku jadi kangen dan kepingin main baluran lagi…;D
**gpp bro, emang semua sudah ada jalannya masing2. yg jelas buku ini gak dijual dan distribusinya terbatas. saya gak berani janji hanya bisa InsyaAllah. kalo mau maen ke baluran malah enak saya gak perlu ngirim 🙂
selamat bro! jo lali dibagi-bagi bukune, copiayan jg g po2 dan semakin banyak tabungane untuk akhirot.
**hahaha lambeee… insyaAllah pokoke. gak wani janji aku 🙂
manteb swiss…. terus berkarya
**matur suwun mas, bar mampir bloge sampeyan, dadi isin dewe aku 🙂
Turut berduka atas yg kemaren ya kak Su.
Dan selamat atas terbitnya buku ini..
**iya jeng, matur nuwun sudah mampir di Baluran and Me. salam nggo Djum yo 😀
Selamat mas swiss atas terbit buku barunya.
semoga sukses & alam baluran tetap lestari
salam
Danar
** matur nuwun mas… 🙂
selamaat mas bro,semoga bermanfaat,,klo d jual d pasaran ngko aku sg pertama tuku..wekekek
**siapp bro..
terus berkarya sampai akhir hayat, selamat…………..
**makasih bro. selamat juga buat buku Burung-burung Ibukota-nya
Barakallah… 🙂
**amiin…
Selamat gih kang swis.. Semoga semakin banyak buku2 keren yg ditulis. 😉
**amiin. matur nuwun mbak 🙂
mas Swis, gimana cara mendapatkan buku ini, baik edisi Inggris maupum Indonesia..??? trims
**yang jelas edisi Indonesia sudah habis, kalo mau ebooknya silahkan klik ini https://pratapapa81.files.wordpress.com/2009/11/buku-burung-baluran-2.pdf
untuk versi Inggris, kayaknya sampeyan harus datang sendiri ke Baluran deh 🙂
wahh…mupeng banget ke Baluran…hehe…
untuk yang ebook ternyata saya dah punya mas…hehe…lupa dulu download link dari http://www.hifatlobrain.net punya si Ayos..
mantapjaya kang…..
isin kate komen aneh2. salut….!!
**suwun cak. ws gak usah komen macem2 ngko lambemu sumbing 😀
mas swiss..
bukunya dijuaaal aja si di gramedia..
nanti saya jadi pembeli pertamanya …:)
**mending datang aja ke baluran, gimana? liburan bonus buku hehehe… 😀
bisa dibeli dmn n brp harganya?
**maaf mas, untuk sementara belum bisa dijual 🙂
waaa selamat ya mas, amin 🙂 ilmu akan bermanfaat jika dibagi dan diajarkan kepada orang-orang.
ndelok iki bener2 dadi mupeng birdwatching dan pergi ke baluran lagi!
**yo ayo cepet berangkat 😀
kalo jempolku ada lima pasti semua buat perjalanan dan dedikasi BBB-nya mas Swiss. slamat masbro…, sukses slalu.
swiss, selamat ya buat masterpiece nya…. semoga bukan menjadi karya terakhir…
btw, gimana cara mendapatkan buku ini untuk koleksi perpus kantor?
thanks
**Hi mbak, hehe makasih mbak. lama tak jumpa, jumpa sekali nodong buku hehehe…
kalo mbak jeni gak repot bisa diambil di Manggala, lantai 7, blok 7, Dit. KKBHL, Sub-dit Pemolaan, kemenhut. kalo gak ada Pak Wiratno, bisa hubungi Bu Erna atau Pak Juju. insyaAllah boleh.
makasih Swiss, nanti saya hubungi beliau….
hai mas slam kenal,,,mas saya berminat sekali dengan buku ini,,,,bukunya recomended banget,,bagaiman saya bisa membelinya?saya berada di pangkalpinang, P.Bangka..kalo emang gak dijual gimna saya bisa memilikiknya? heheheh
**silahkan kirim ke pemolaan@yahoo.com (itu bukan imel saya, tapi yang pegang stok buku). sebut nama, alamat, asal instansi, jumlah eks yang dimau.
Congrats mas swiss.. 4 jempol buat tim nya 🙂
semoga semakin giat berkarya… dan berharap akan ada banyak swiss yang baru lagi yang punya semangat berkarya..
Meski tanpa indeks tetap menawan hati :p Selamat mas Swiss, yang katanya mirip Johnny Depp!
Sip..mas…dimana n gimana bisa dapeti buku ini?
**Buat kawan2 yang pingin buku Birds of Baluran National Park, yang domisili di Jabodetabek, dan sekitarnya, buku bisa diambil di Gedung Manggala, Kemenhut, Lantai 7, blok 7, Dit. KKBHL, di ruang kerja KaSub-dit Pemolaan (Pak Wiratno). beliau sudah mengijinkan. kalau pak Wir tidak ada di tempat, silahkan hubungi Bu Erna atau Pak Juju.
bagi yang diluar Jabodetabek, silahkan email ke pemolaan@yahoo.com, sebut nama, alamat, dan jumlah eks yang diinginkan. buku akan dikirim via pos.
mantabbb mas swiss!! semangadhhhmu menginspirasi!!!! \m/
**tengkyu jeng, sik.. sik.. iki anita sopo yo? 😀
apresiasi buat mas swiss.dan benar2 menginspirasi.
wah nek ada diklat di kadipaten mw dong mas di bawain…
**ini mas haris BDK kadipaten ya? hehe makasih mas, trima kasih dah mampir di Baluran and Me. insyaAllah ya kalo gak kelupaan 😀
siap betul mas swiss…ok,d tunggu di kadipaten 😀
akhirnya saya mendapatkan juga BBBnya mas…Gretonggg….hehe… gambarnya subhanallah…tulisannya..hehe maaf yo blum dibaca,,Selamat telah menyumbangkan buah pikirannya buat ummat…insyaAllah bermanfaat
**amin. seneng kalo bisa ngasih manfaat buat orang lain 🙂
Salut mas Swiss… hasil karyanya luar biasa sekali.. , pengen punya bukunya, dimana bisa mendapatkan ?
**terima kasih pak Ridhwan. silahkan datang ke gedung Manggala lantai 7 blok 7. Dit. KKBHL. semoga barangnya masih di sana. gratis 🙂
[…] makasih! NB: Kisah kreatif di balik pembuatan buku ini juga patut disimak! Birds of Baluran National Park, Tabungan Akhirat Kelak Kabinet Gotong Royong BBB Layout Primitif, Renaissance Sampai Eureka Diposkan oleh Ayos […]
[…] akhirnya di suatu malam saya membaca tulisan seorang blogger favorit saya, mas Swiss, berjudul Birds of Baluran National Park, Tabungan Akhirat Kelak. Pada halaman tersebut ada satu kalimat yang cukup mancep di benak saya: “Menulis buku, jika […]