Selamat Jalan Kawan


n742234424_960344_66948 November 2008, aku tahu ada sesuatu yang besar sedang terjadi. Bukan hujan yang sangat lebat yang mengguyur Jogja. Bukan pula angin ribut yang menumbangkan pepohonan dimana-mana. Tapi aku tahu sesuatu yang besar sedang terjadi.

Ketika semua kawan-kawan semasa mahasiswa dulu itu sedang berkumpul, aku tahu ada yang “belum dating”. Ada satu lagi kawan yang belum terhitung sejak hari pertama reuni itu dibuka. Tapi aku tahu akhirnya dia pasti datang.

Dan benar juga, akhirnya dia “datang” meskipun hanya lewat telpon. Sebuah kabar yang jauh lebih dasyat dibandingkan angin yang menghancurkan pepohonan. Sebuah kabar tentang kepergian seorang kawan. Seorang kawan yang lembut, bersahaja, cerdas, visioner dan energik. Seorang kawan yang aku tidak menemukan sedikitpun alasan untuk tidak mencintainya.

Aku tahu, angin ribut itu bukan sekedar angin ribut biasa. Tapi gemuruh langkah seribu malaikat yang sibuk membangun sebuah istana emas di surga untuk seseorang yang layak mendapat jabatan ahli surga.

Selamat jalan kawan. Sungguh aku tidak melihat sedikitpun akhir dari semua ini dalam kesia-siaan. Kematian adalah puncak tertinggi keilmuan manusia. Dan sekarang engkau telah sarjana dalam fakultas kehidupanmu. Semoga Allah memperhitungkanmu dalam golongan hamba-hambaNya yang diampuni dosa-dosanya, dan diselamatkan di alam akhirat.

Dedicated for Deni Rusdianto (1979-2008)

Leave a comment