Nasionalisme Smart Phone


Di postingan sebelumnya, saya sempat cerita sedikit tentang hape Android China rasa Amrik baru saya: Lenovo. Ah, sebenarnya gak amrik-amrik banget juga sih. Agak-agak Korea dikit lah. Lo, bukannya Android Korea lebih handal dibandingkan US? Whatever lah, yang penting saya gak kecewa dengan hape China satu ini. Bolehlah kasih bintang empat setengah dari lima bintang tertinggi kalau saya boleh me-rating.

Yang membuat hape ini begitu memuaskan saya apalagi kalau bukan harganya yang murah tapi dengan performa handal. Yes, bukan hape China kalau gak murah. Tapi performanya itu lo yang mengagumkan. Serasa naik Lamborgini di jalan tol jam 3 pagi pas tanggal merah! Emangnya pernah naik lamborgini?

Saya coba cek benchmark menggunakan Antutu, skornya 13 ribu sekian atau masuk kategori ‘good’. Jauh di atas Galaxy Tab2 kepunyaan saya sebelumnya yang hanya 8 ribuan. Memang tidak bisa dibandingkan dengan Galaxy Note III yang berkategori ‘excellent’ dengan skor 30 ribuan! Tapi mengeluarkan uang 8 juta lebih hanya untuk sebuah hape jelas gak ada logika di kepala saya.

Saya jadi ingin berandai-andai menjadi dukun psikolog untuk membaca garis tangan orang-orang yang beli hape China macam gini. Orang yang beli hape China rasa Lamborgini kayak Lenovo itu kalau dibaca karakternya adalah pertama jelas dia orang kere (macam saya) karena kalau kaya pasti sudah pegang iPhone 5, HTC One, Galaxy S4 atau Note III; kedua, dia adalah orang yang tidak peduli dengan prestise atau kelas sosial atau se-bosok-bosok-nya saraf malu sudah pindah ke pantat sehingga dia PD saja nenteng hape China saat orang lain pada mlototin hape bermerk aduhai; ketiga, bisa jadi dia adalah orang yang efisien dengan tidak peduli pada merk selama fungsi dan kegunaannya sama, apalagi harga murah. Sekeren apapun merk toh aplikasinya juga ngambil  dari PlayStore. Facebook, Whatsup, WordPress, Email, SMS, telpun semua sama. Jadi kenapa bayar lebih kalau rasa orgasmenya sama?

Alasan utama saya, jauh sebelum saya kagum dengan performanya, membeli Lenovo berseri P780 ini adalah kemampuan baterenya yang 2x lipat hape Android pada umumnya. Kalau hape biasanya dijejali batere 2000 mAh, maka Lenovo P780 memikul 4000 mAh. Sangat cucok buat orang lapangan. Apalagi sejak tally sheet lapangan Baluran di-entry secara digital menggunakan Memento Database, ditambah navigasi kita di lapangan menggunakan Locus Pro, batere sebesar itu sangat terasa manfaatnya.

Tapi saya tidak mau membahas panjang lebar tentang spesifikasi dan performa si Lenovo. Ntar saja di postingan yang lain. Karena saya bukan bakul hape apalagi pengamat gadget. Saya cuma orang kurang kerjaan yang sangat rakus mengutak-atik hape Android. Sampai pada suatu masa saya salah menseting root permission pada folder ‘system’. Dan… pet… hape mampus. Saat dinyalakan yang terjadi hanya boot loop, alias mesin tidak bisa membaca system files.

Dan mulailah saya berburu ROM buat hape saya. Satu-satunya cara memperbaiki hape mati adalah menginstal ulang OS Android-nya (ROM). Singkat cerita dapatlah saya official ROM Lenono dari http://www.needrom.com. Situs ini benar-benar amazingos. Jadi kalo Android sampeyan modar, atau pingin ganti ROM yang agak nyeleneh, cari saja di sini. Mulai dari ROM kepunyaan Samsung, HTC, Sony sampai hape merk siluman macam Celkon, Feiteng, MLais, No. 1 sampai  Sempact ada semua! 😛

Flashing OS Android ke dalam Lenovo yang masih mati suri itu pun segera saya eksekusi. Begitu selesai, hape saya nyalakan daaann… tulisannya China semua! Pager pentung pager pentung gak karuan! Matanee asu a?! Mencoba meraba-raba setingan, mencari bahasa yang bisa dibaca oleh manusia dapatlah English. Ok, sekarang sudah menjadi hape manusia normal. Langkah selanjutnya menginstal beberapa aplikasi penting yang belum sempat saya backup. Seperti Windows, hape yang baru diinstal ROM maka semua aplikasi pihak ketiga akan hilang. Dan itu bisa diunduh dari PlayStore.

Masuk ke halaman drawer dimana semua shortcut aplikasi diletakkan, saya bolak-balik tiap halaman. Kok gak ada Playstore yes? Saya cari-cari lagi, dan saya baru sadar kalau ROM asli dari China ini memang tidak menyediakan Google Apps yang biasanya otomatis terinstal saat kita menginstal ROM. Tidak ada Playstore, Gmail, Google+, Maps, Google Search, Street View dan semua aplikasi wajib Android yang disediakan Google!

Bahkan ketika saya dapat file zip untuk flashing Google apps, ROM China ini menolaknya! Edyan! Akhirnya mau tidak mau harus diinstal paksa dengan cara sangat manual.

Penasaran dengan watak Android ‘baru’, saya googling kenapa bisa seperti ini perubahan perilakunya. Dan ternyata semua hape pabrikan dalam negeri China memang tidak disertakan Google apps. What hell? Sebagai gantinya, China punya Playstore-nya sendiri kalo gak salah namanya MooStore, Maps diganti dengan Navigation, dan semua Google apps ada versi Chinanya.

Luar biasahhh!

Dari sebuah hape, saya bisa membayangkan neo-ultra kiri-nasionalisme China. Negara komunis yang sangat memproteksi produk dalam negerinya. Bahkan sampai software, mereka jaga baik-baik produk lokal. Mungkin China sangat ketat menjaga rahasia dalam negerinya, sampai-sampai aplikasi ‘intelejen’ macam Playstore, Gmail, Maps tidak diijinkan masuk wilayah negaranya.

Di sisi lain, hape China gak hanya Lenovo, silahkan sampeyan cari sendiri. Dan saya jamin sampeyan akan dibuat misuh-misuh melihat hape China dengan segala merk, model dan spesifikasi. Mau cari Galaxy Note III atau S4 harga 2 jutaan? Atau HTC yang diplesetkan menjadi HDC? atau Vaio jadi Vivo? Sampeyan akan lihat betapa negara ini sangat ‘tidak peduli’ dengan segala regulasi internasional tentang hak paten, cyber crime atau apapun namanya. Yang penting perekonomian negara maju, keamanan negara terjaga dan rakyat sejahtera.

Sepertinya capek mau membandingkan China dengan Indonesia. Tapi mau gimana lagi, gregetan juga lama-lama lihat Indonesia. Ketika China sangat gencar memproduksi apa saja lalu membanjiri pasar dunia dengan produk-produk “Made in China”, Indonesia garam saja impor padahal dia adalah negara kepulauan terbesar di dunia! Sumber tambang ting telecek kayak telek di mana-mana, tapi perusahaan monopoli macam Pertamina bisa merugi?! Opo gak pekok?

Tapi ndak apa-apa, meskipun toko-toko seluruh dunia dipadati oleh produk China namun setiap jengkal tanahnya akan dijejali oleh TKI dan TKW! Produk asli Indonesia.

Dan bertebaranlah wahai pejuang kehormatan bangsa! Bekerja keraslah! Keruk dolar, dinar, ringgit, pounsterling, euro, yen, rupee dan timbun sebanyak-banyaknya di kampung halamanmu. Cukup tinggalkan beberapa tetes spermamu di sana, dan sepuluh atau dua puluh tahun lagi Indonesia akan menguasai dunia!

One thought on “Nasionalisme Smart Phone

  1. bangsaaattt…
    Kata-katamu sing terakhir mas, garai ngakak kekel, haha
    HP ku yo cinoan mas, babah, sing penting fungsi
    blog e pean apik
    garai ketagihan woco
    salam kenal

Leave a comment